Google

Monday, September 3, 2007

Pengusaha Hotel Terancam Gulung Tikar,1.200 Kamar Kosong


MAKALE -- Pengusaha hotel dan penginapan di Tana Toraja (Taror) terancam gulung tikar. Setiap hari, sedikitnya 1.200 kamar hotel dan penginapan kosong. Hal ini terjadi lantaran semakin terpuruknya pariwisata di daerah dataran tinggi tersebut.Bupati Tana Toraja (Tator), J Amping Situru, mengakui hal tersebut. Namun Amping menuding, keterlibatan ini sebagai akumulasi dari berbagai persoalan. "Ini akumulasi dari persoalan yang sudah menglobal di tingkat nasional dan internasional," kata Amping, Jumat 31 Agustus.

Menurut Amping, semua pihak harus bertanggungjawab untuk membangkitkan gairah pariwisata di Toraja. "Kini banyak hotel berbintang di Toraja terancam gulung tikar alias bangkrut," ungkap Amping.

Padahal di era 80-an, jumlah wisatawan asing maupun lokal yang datang ke daerah itu melebihi jumlah penduduk Bumi Lakipapada itu sendiri. "Inikan jelas kejadiannya bukan di Tator, tetapi imbasnya sangat signifikan bagi daerah ini. Untuk Tator, saya jamin dari dulu hingga sekarang tetap kondusif," ucapnya meyakinkan.

Tak hanya itu, Amping juga berkilah tentang pelarangan penerbangan nasional ke Uni Eropa. Larangan ini pun dianggap berdampak langsung terhadap tingkat hunian hotel. Seperti yang dialami Heritage Hotel, di Rantepao.

Akibat pelarangan itu, 600 kamar di Heritage Hotel yang sedianya sudah siap menampung wisatawan dari Eropa ke Tator menjadi kosong. Penyebabnya, para wisatawan dilaporkan membatalkan kunjungannya ke Tator setelah adanya larangan terbang tadi.

Amping memaparkan, saat ini jumlah kunjungan wisatawan ke Tator tersisa lima persen saja. "Kami banyak berharap turis mancanegara yang melancong ke Bali bisa langsung datang ke Tana Toraja. Target kita cukup 10 persen saja, itu sudah cukup untuk membangkitkan kembali gairah pariwisata di daerah ini," harap Amping.


sumber:fajar.co.id
photo by inexography,ImanBalao

Prosesi Adat pada Hari Jadi Tana Toraja


PERINGATAN ke-760 Hari Jadi Kabupaten Tana Toraja yang juga merupakan hari ulang tahun (emas) yang ke-50, diisi pelbagai pentas seni. Salah satu adalah pentas "Marok", sebagaimana tampak dalam puncak acara, Jumat, 31 Agustus.
"Marok" merupakan prosesi adat istimewa sebagai ungkapan suka cita warga Tana Toraja. Ini adalah atraksi budaya terbesar di Bumi Lakipadada yang diperingati setiap tahunnya.
Beberapa peragaan budaya lainnya yang disuguhkan di antaranya tarian massal Pagellu. Kali ini, pesertanya terbanyak sejak ada pementasan Pagellu di Indonesia, yaitu 6.000 siswi SMP dan SMA yang ada di Kabupaten Tator. Ada juga ditampilkan Pasisembak Lidi yang dibawakan anak-anak muda Tator.
Masyarakat Tator sangat antusias mengikuti rangkaian peringatan hari jadi itu. Sejak pagi warga sudah tumpah ruah di lokasi pameran. Mereka berdesakan menyaksikan pagelaran prosesi adat Toraja hingga tuntas.
Acara di Lapangan Kodim 1414 ini dibuka sekitar pukul 08.30 Wita, ditandai dengan defile peserta yang terdiri atas 40 kecamatan. Termasuk juga kantor dinas dan badan. Acara budaya yang tak kalah menariknya adalah pengibaran bendera Tator.
Acara tersebut ditutup dengan pementasan artis ibukota dan lokal yakni Hary Mantong Indonesian Idol. Pementasan ini dilakukan pada malam, termasuk peragaan Musik Etnik Kontemporer.
Ketua Panitia, Y.S Dalipang mengatakan, peringatan HUT Tana Toraja kali ini lebih spesial jika dibandingkan dengan perayaan HUT sebelumnya. Pasalnya, kata Sekkab Tana Toraja ini, selain diisi oleh atraksi "Marok", panitia juga menampilkan pentas seni tari massal dan pawai drum band yang diikuti 30 kelompok.
"Ini memang lebih spesial, karena selain atraksi 'Marok' dan pentas Seni, kami juga menampilkan seni yang selama ini sudah hampir punah. Atraksi ini diperankan oleh masyarakat dari seluruh kecamatan yang ada di Tana Toraja," ujar YS Dalipang.
Bupati Tana Toraja, J Amping Situru menambahkan, Hari Jadi Toraja ini diperingati seluruh masyarakat dengan penuh rasa suka cita. "Namun, bukan berarti kita berhura-hura," tandasnya...


~fajar.co.id~
photoby~inexography