Google

Sunday, January 14, 2007

Toraya Mamali Targetkan Transaksi Rp10 Miliar


MAKALE--Panitia Festival Toraya Mamali 2006 menargetkan transaksi sebesar Rp10 miliar selama acara itu digelar, 25-30 Oktober di Tana Toraja. Nominal transaksi itu, meliputi transportasi, akomodasi, konsumsi, dan belanja-belanja peserta selama berada di Tana Toraja. Hal itu diungkapkan Ketua Seksi Pengerahan Massa dan Promosi Toraya Mamali,target tersebut merupakan target paling rendah yang ditetapkan panitia.

"Kalau masalah nilai transaksi, berarti kita berbicara masalah jangka pendek. Harus diingat bahwa Festival Toraja Mamali ini merupakan investasi jangka panjang. Jangan dilihat sekarang, tapi lihat dampaknya tiga atau empat tahun ke depan. Sebelumnya kita menargetkan Rp15 miliar, tapi tak usah jauh-jauh, cukup Rp10 miliar saja.

Sekadar diketahui, hingga kemarin, peserta Toraya Mamali yang tiba di daerah Lepongan Bulan itu sudah sekitar 10 ribu orang. "Kita target sebelumnya memang 27 ribu orang. Tapi, tak usah kita muluk-muluklah. Sebanyak 15 ribu orang saja, itu sudah lebih dari cukup," tambahnya.

Berdasar pantauan Fajar, kemarin, sejumlah hotel di Tana Toraja sebagian besar terisi. Hal itu juga dibenarkan Nico Pasakah yang juga tercatat sebagai panitia lokal Festival Toraya Mamili. Menurutnya, okupansi hotel di Tana Toraja satu pekan terakhir mencapai 80 persen. Padahal sebelumnya, hanya 40 persen. "Jadi dua kali lipat naik," sebut Nico.

Sementara itu, Bupati Tana Toraja, Johanis Amping Situru mengharapkan, keberadaan even Toraya Mamali ini mampu membangkitkan kembali geliat pariwisata di Tana Toraja yang merupakan ikon pariwisata di Sulsel.
Amping mengatakan, jumlah masyarakat Toraja yang berada di perantauan dan tergolong sukses sebanyak 1,5 juta jiwa.

Jumlah itu, kata dia, jauh lebih besar jika dibandingkan jumlah warga Toraja yang ada di Tana Toraja yang hanya mencapai 450 ribu jiwa. "Inilah yang harus dijadikan taget agar tercipta wisata mudik ke Tana Toraja. Makanya, muncullah ide Toraya Mamali 2006," ujar Amping.

Dikonfirmasi terpisah, Ketua Umum Festival Toraya Mamali, J.L. Parapak mengatakan, festival ini merupakan gerakan untuk mewujudkan peningkatan produktivitas masyarakat Tana Toraja di sektor pertanian, perikanan, dan khususnya di sektor pariwisata. "Kami menginginkan festival ini akan berujung pada hal yang konkret. Dan itu bisa kita lihat nanti hasilnya pada beberapa tahun ke depan. Mari kita sukseskan festival ini sebagai bentuk peningkatan budaya kita di Tana Toraja," harap Parapak.

Amping: 'Toraja Mamali' Jangan Bebani Masyarakat


* Panitia Pusat Tanggung Seluruh Dana

BUPATI Tana Toraja, Johanis Amping Situru, mengingatkan panitia pelaksana 'Toraja Mamali', agar melaksanakan kegiatan akbar ini tanpa membebani masyarakat Toraja. Sesuai kesepakatan awal, kata Amping mengingatkan, seluruh pembiayaan kegiatan ini ditanggung panitia pusat."Jadi, kegiatan ini tidak membebani masyarakat, termasuk daerah,
karena keseluruhan dananya ditanggulangi panitia pusat," kata Amping saat
menghadiri rapat panitia lokal "Toraja Mamali" di ruang pola kantor
bupati, Rabu 18 Oktober, kemarin. Rapat ini dihadiri para panitia
lokal, di antaranya Sekab Toraja, YS Dalipang, Dandim 1413 Toraja, dan seluruh
kepala dinas sejajaran Pemkab Toraja.

Menurut Amping, perhelatan akbar yang direncanakan menjadi agenda
tahunan masyarakat Toraja ini, pelaksanaannya tidak meninggalkan kesan
buruk bagi masyarakat. Apalagi, tandas Amping, daerah tidak mengalokasikan
dana "Toraja Mamali" dalam APBD.

"Sejak awal telah digariskan, Pemkab tidak akan mengalokasikan dana
dalam APBD induk dan APBD perubahan untuk 'Toraja Mamali'. Sebab, ini
sama saja membebani masyarakat Toraja," katanya.

Untuk diketahui, dalam rapat ini panitia lokal terungkap, bahwa dana
yang dibutuhkan panitia lokal mendukung pelaksanaan "Toraja Mamali"
mencapai Rp2 miliar.

Dari prediksi anggaran yang dibutuhkan panitia lokal itu, panitia
pusat telah mengucurkan dana senilai Rp285 juta. "Jadi, masih banyak
kendala dana yang dihadapi panitia lokal untuk mempersiapkan segala
sesuatunya, untuk kelancaran hajatan 'Toraja Mamali'," kata YS Dalipang, ketua
panitia lokal.

Berbagai item kegiatan yang akan dilaksanakan panitia lokal,
membutuhkan dana besar. Misalnya, anggaran untuk penari, karnaval kendaraan hias, gerak jalan santai, pengadaan gendang, dan sewa papan untuk panggung dan pondok di lokasi kolam renang Makale, serta pengadaan pakaian tari.

"Kita harapkan panitia lokal bisa mengucurkan sisa dana, karena panitia
lokal sulit bergerak kalau dananya belum ada," kata Dalipang.

Toraja Mamali 2006(Sule Sang Torayaan-Rindu Toraja)

Tana Toraja, atau yang dapat diartikan sebagai 'daratan orang terhormat', dikenal oleh dunia bukan saja karena kebudayaan-nya yang unik, orisinil dan sarat akan keindahan seni tetapi juga karena keaslian, keasrian dan keindahan alamnya yang selalu dapat memukau hati para wisatawannya yang berkunjung.
Sampai saat ini masyarakat dunia masih dapat menikmati turunan-turunan budaya yang diwariskan oleh nenek moyang suku Toraja ini, seperti bentuk-bentuk kebudayaan atau kesenian dari yang bersifat upacara kematian (rambu solo) sampai kerajinan ukir, pahat dan manik-manik dan juga tarian-tarian serta musik-musik khas Tana Toraja.Warisan ini tentunya menjadi sorotan perhatian dan tanggung jawab bagi masyarakat suku Toraja saat ini, terutama dengan adanya tantangan globalisasi ataupun modernisasi, ke-tidaksiapan melangkah menghadapi tantangan-tantangan tersebut tentunya dapat mempertaruhkan kelestarian alam, budaya Toraja dan juga kualitas sumber daya manusia Toraja itu sendiri.

Toraya Mamali' adalah program spontanitas seluruh lapisan masyarakat Toraja, baik yang tinggal di Toraja maupun di luar Toraja yang peduli terhadap kampung halaman, untuk bersama-sama kembali menyatukan visi dan misi demi membangun Tana Toraja atas dasar tanggung jawab dan komitmen bersama.

Toraya Mamali' dicanangkan sebagai program kerja lima tahun (2006-2010) dimana akan diwujudkan melalui konsep program kerja yang konkrit dan nyata yang khususnya akan diarahkan kepada bidang pendidikan, pertanian dan pariwisata. Pada tahun 2006 ini, sebagai awal perjalanan program ini, selama lebih dari satu pekan (19-29 Oktober 2006) akan diselenggarakan rentetan acara yang menyentuh ketiga bidang tersebut di beberapa titik pusat di Tana Toraja. Termaksud di dalam program acara ini antara lain adalah: pameran tenun atau batik, ukiran atau hasil kerajinan tangan, kontes kerbau unggul, pameran hasil pertanian unggul, seleksi guru dan pelajar teladan, sepak bola santai dan gerak jalan santai. Juga pada puncaknya nanti yaitu tanggal 28 Oktober 2006, Toraja akan diwarnai dengan Karnaval Budaya Toraja (pawai kendaraan hias, pemakaian baju khas toraja, permainan musik tradisional,dll), Tarian Toraja Massal yang akan melibatkan lebih dari 1000 orang penari, dan peresmian PLAZA TORAJA (Monumen MONJUANG: Monumen Perjuangan).