Google

Tuesday, January 29, 2008

Asrama: Biang Keladi?? 2 (end)

Konflik antar-etnis mahasiswa yang terjadi di Yogya belum lama ini terjadi di antara dua kelompok mahasiswa (makassar dan ambon) yang sama-sama berasal dari kawasan timur Indonesia. Beberapa bulan sebelumnya, peristiwa sejenis terjadi antara kelompok mahasiswa etnis tertentu dengan penduduk asli Yogya. Kedua peristiwa yang terjadi belum lama tersebut disebabkan oleh hal sepele yang menimbulkan kesalahpahaman. Dan kesalahpahaman tersebut muncul karena adanya persepsi suatu etnis terhadap etnis lain yang terbentuk berdasarkan 'pengetahuan umum', bukan berdasarkan hasil interaksi intensif antara dua atau lebih kelompok etnis yang berlainan.
Berdasarkan temuan di lapangan, kelompok mahasiswa dari etnis yang terlibat konflik ternyata salah satu pihak kedua-duanya bertempat tinggal di asrama. Dengan fakta tersebut banyak pihak langsung menyimpulkan bahwa keberadaan asrama mahasiswa daerah memiliki kontribusi terhadap potensi antar-etnis. Keberadaan asrama mahasiswa cenderung menghambat proses akulturasi di kalangan mahasiswa dari suatu daerah/ etnis dengan masyarakat setempat maupun dengan mahasiswa dari daerah/etnis lain. Oleh karena itu keberadaan asrama mahasiswa daerah di Yogya yang jumlahnya cukup banyak, pernah dievaluasi, bahkan kalau perlu, direvitalisasi.
Tentang keberadaan asrama mahasiswa daerah sebagai salah satu penghambat proses akulturasi tentu saja tidak sepenuhnya benar. Hal itu sangat tergantung dari kebijakan yang diberlakukan pengelola asrama. Terbukti lebih banyak asrama mahasiswa daerah yang justru mampu mengarahkan penghuninya untuk berakulturasi dengan lingkungan setempat. Tetapi secara jujur memang harus diakui, keberadaan asrama mahasiswa daerah agak bertentangan dengan semangat Sumpah Pemuda.
Kalaupun keberadaan asrama mahasiswa daerah hendak dipertahankan, perlu diadakan revitalisasi. Idealnya asrama mahasiswa daerah tidak hanya dihuni oleh etnis tertentu. Asrama mahasiswa daerah harus dihuni juga oleh semua etnis yang ada di daerah pemilik asrama. Bukan rahasia lagi, banyak asrama mahasiswa daerah yang dimonopoli oleh etnis tertentu dari daerah pemilik.
Bentuk revitalisasi lain, sebagaimana diusulkan Walikota Yogya Herry Zudianto, asrama mahasiswa daerah selain dijadikan tempat hunian mahasiswa daerah, juga dijadikan pusat informasi sekaligus pusat studi mengenai daerah pemilik. Dengan tempat itu bisa dijadikan tempat pertama (Jawa: jujugan) siapapun yang ingin mengetahui hal ihwal mengenai daerah pemilik asrama, baik menyangkut aspek budaya, ekonomi, potensi daerah dan aspek lainnya..


oleh : S Soeprapto, Alumnus FIB UGM dan Prodi Ketahanan Nasional Sekolah Pascasarjana UGM.

No comments: