Google

Tuesday, January 29, 2008

The smilling JenderaL


Minggu ini hampir di semua stasiun televisi sibuk memberitakan mengenai wafatnya Bapak Pembangunan Indonesia, H.M Soeharto. Beliau wafat dalam usia yang ke-87 tahun di Rumah Sakit Pusat Pertamina pada pukul 13.10 WIB. Berbagai rekaman mengenai kisah Pak Harto mulai ditayangkan selama ia menjabat sebagai presiden. Beliau yang merupakan presiden Republik Indonesia yang kedua menggantikan presiden pertama Soekarno, lahir 87 tahun yang lalu. Beliau juga menikahi seorang perempuan yang telah menjadi teman semasa kecilnya dulu di daerah Surakarta.
Kisah cinta Pak Harto ini seperti kisah sinetron sekarang ini, di mana Pak Harto berasal dari keluarga miskin sementara gadis yang bernama Tien itu berasal dari keluarga kaya. Soeharto sempat pesimis untuk mendapatkan cinta ibu Tien karena beliau khawatir keluarga Ibu Tien menolak apabila anak putrinya harus berpasangan dengan Soeharto yang berasal dari miskin. Ibu Tien, seperti kita ketahui telah meninggal dunia pada tahun 1996 melalui kematiannya yang sangat kontroversial (Ada versi yang mengatakan bahwa beliau tewas ditembak di kebun bunga milik Ibu Tien pada pagi hari, tetapi versi lain menyebutkan bahwa beliau meninggal karena sakit). Pak Harto menikah pada usia 26 tahun dan ibu Tien 24 tahun (cuitt cuitt cuitt)..
Pada tahun 1998,beliau melepaskan jabatannya sebagai Presiden atas desakan berbagai kalangan terutama mahasiswa.Kiprahnya sebagai presiden sangat baik sekali,mulai dari pembangunan yang terjadi di mana-mana dan sektor pertanian yang juga ia kembangkan.Namun sayang,pada tahun 1998 ia dituduh melakukan tindak korupsi,yang sampai sekarang belum ada pengadilannya.Bahkan dari pernyataan Mbak Tutut sesaat setelah beliau wafat,tidak ada permintaan maaf mengenai masalah tersebut!! Di dalam konferensi persnya Mbak Tutut hanya meminta maaf karena selama Sang Jenderal tersebut dirawat di rumah sakit, tidak semua orang bisa menjenguk beliau.
Soeharto juga pernah memutuskan hubungan diplomatik dengan China, hal tersebut sangat disayangkan oleh berbagai pihak terutama dari kalangan keturunan China di Indonesia (tionghoa). Beliau melakukan hal tersebut pada tahun 1966, karena H.M Soeharto takut akan adanya bahaya komunisme yang dibawa oleh pedagang China dan membahayakan Rakyat Indonesia sendiri.Pemutusan hubungan tersebut juga mengakibatkan adanya diskriminasi pada warga keturunan China di Indonesia.
Soooo,marilah kita mengenang yang baik dari beliau. Kita tidak perlu menghakimi apalagi menuduhkan sesuatu yang kita sendiri tidak tahu faktanya…
Sekali lagi,selamat jalan Pak HArto! The smilling Jenderal kini tinggal nama…

No comments: